Dalam waktu 50 tahun terakhir, pertumbuhan populasi penduduk meningkat pesat. Pada tahun 2005 lalu, tercatat populasi manusia sebesar 7 milyar jiwa dan diperkirakan akan meningkat hingga 9 milyar jiwa pada tahun 2050 mendatang.
Mengkaji Peranan Cendawan Dalam Kehidupan Sehari-hari
Permasalahan dan tantangan yang timbul akibat pertumbuhan populasi penduduk diatas adalah bagaimana cara memenuhi kebutuhan hidup 7 milyar jiwa penduduk dunia tersebut? Permasalahan utama yang harus dihadapi adalah jumlah hasil pertanian yang tidak berimbang dengan pertumbuhan populasi, sempitnya lahan pertanian, perubahan iklim, serta serangan hama dan patogen.
Cendawan merupakan mikroorganisme yang berperan dalam kerusakan hasil pertanian dengan presentase sebesar 42% dari total organisme penyerang pangan lain. Cendawan juga mampu menghasilkan mikotoksin yang dapat menyebabkan keracunan. Misalnya aflatoksin yang dapat menyebabkan kanker dan kerusakan hati merupakan toksin yang dihasilkan oleh cendawan perusak pangan di penyimpanan. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi dan karakterisasi agar cendawan patogen/perusak yang merugikan tersebut dapat diatasi.
Meski masyarakat menganggap cendawan bertanggung jawab dalam kerusakan pangan dan sebagai penyebab penyakit, banyak cendawan yang memiliki potensi meningkatkan komoditas pertanian, sebagai sumber energi alternatif, agen bioremediator pemecah masalah lingkungan hingga dimanfaatkan dalam dunia medis dan kesehatan.
Peranan Cendawan dalam Pertanian
Beberapa jenis cendawan mampu bersimbiosis mutualisme dengan tanaman dan membantu inangnya tersebut dalam beradaptasi dengan lingkungan serta meningkatkan produktivitas inangnya tersebut.
Salah satu contoh konkretnya adalah mikoriza termofilik yang diisolasi dari Taman Nasional Yellow Stone mampu meningkatkan toleransi tanaman inangnya terhadap suhu tinggi. Mikoriza juga mampu meningkatkan kemampuan tanaman inangnya dalam menyerap nutrisi dari substrat tumbuhnya, terutama fosfat dan mineral lain dengan menginfeksi serta menginduksi sistem perakaran hingga lebih ekstensif dan efisien menyerap nutrisi.
Contoh lain dari pemanfaatan cendawan dalam bidang pertanian antara lain:
- Pemanfaatan cendawan sebagai biopestisida oleh Mosanto, perusahaan produsen pestisida yang bekerja sama dengan Novozyme, perusahaan produsen enzim komersial terbesar dunia.
- Pemanfaatan Trichoderma sebagai pupuk hayati di India oleh San Jeevni
- Pemanfaatan enzim dekstranase dari cendawan Trichoderma sp. mampu meningkatkan produktivitas pabrik gula. Enzim ini mampu menghilangkan dekstrin yang menyumbat saluran nira tebu.
Pemanfaatan Cendawan Sebagai Penghasil Energi Alternatif
Salah satu dampak dari pesatnya pertumbuhan penduduk dunia adalah kelangkaan bahan bakar. Solusi yang banyak dikaji adalah pengembangan serta pemanfaatan bahan bakar alternatif berupa bioetanol, biogas, biodiesel, dan biometanol.
Hambatan utama dari pengembangan bioenergi adalah sumber bahan baku berupa glukosa dan monomer karbohidrat dalam nira (bioenergi generasi pertama) serta amilum pada singkong atau serealia (bioenergi generasi kedua) yang umumnya dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Penggunaan kedua bahan baku tersebut bertentangan dengan usaha peningkatan jumlah bahan pangan, hingga perlu dicari solusi yang lebih efektif.
Cendawan memegang peranan penting dalam permasalahan ini karena cendawan seperti jamur pelapuk kayu (Ganoderma dll.) memiliki kemampuan untuk mendegradasi karbohidrat rekalsitran seperti lignoselulosa menjadi glukosa, untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi bioenergi. Cendawan oleaginous (cendawan yang dapat menimbun minyak ) juga mampu mengkonversi dan mengakumulasi karbohidrat menjadi lipid yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel.
Cendawan juga memiliki peranan dalam mengkonversi bahan baku berupa glukosa menjadi etanol serta lipid dan metanol menjadi biodiesel. Khamir Saccharomyces cerevisiae yang dikenal sebagai penghasil etanol melalui fermentasi. Enzim lipase yang dihasilkan oleh cendawan juga berperan dalam reaksi transesterifikasi yang mengubah metanol dan asam lemak menjadi metil ester (biodiesel). Contohnya adalah lipase immobil yang diproduksi oleh Ravichandra dari cendawan Metharizium. Selain itu, cendawan Ascocoryne mampu menghasilkan metabolit volatil yang dapat dimanfaatkan sebagai biofuel.
Peranan Cendawan Sebagai Pemecah Masalah Lingkungan
Cendawan seperti Plerotus dapat dimanfaatkan sebagai agen bioremediator limbah cemaran minyak karena dapat mengabsorbsi dan memanfaatkan senyawa hidrokarbon berantai panjang serta logam-logam berat. Polutan-polutan tersebut diubah menjadi senyawa yang tidak berbahaya atau diakumulasi dalam sel.
Beberapa basidiomiset dapat dimanfaatkan sebagai biofiltrasi polusi udara dan air. Selain itu, terdapat beberapa jenis mikoriza yang mampu meningkatkan toleransi inangnya terhadap cemaran logam berat, terutama tumbuhan yang hidup di lahan bekas pertambangan.
Aplikasi Cendawan dalam Dunia Medis dan Kesehatan
Antibiotik pertama yang ditemukan adalah Pennisilin dari cendawan (kapang) Pennicellium notatum, antibiotik tersebut berhasil menyelamatkan ribuan jiwa saat perang dunia kedua berlangsung. Penelitian yang mengkaji pemanfaatan cendawan sebagai antibiotik mulai meningkat pesat sejak tahun 2000. Jumlah senyawa dan paten yang dilaporkan juga meningkat pesat.
Cendawan entomopatogen Cordyceps juga telah dimanfaatkan ribuan tahun lalu sebagai obat tradisional. Senyawa bioaktifnya dapat diekstraksi sesuai polaritas senyawa yang diinginkan. Cendawan ini juga memiliki omset ratusan juta di RRC (Republik Rakyat Cina). Cendawn juga dapat mencegah penyakit metabolisme seperti hiperglikemia dan diabetes.
Peranan Lain Cendawan dalam Kehidupan
Cendawan dapat dimanfaatkan sebagai penghasil metabolit primer seperti enzim, protein, dan berbagai asam organik. Contohnya adalah enzim lipase, dan asam sitrat (oleh Aspergillus). Cendawan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik, detergen, dan pengolahan makanan serta minuman.